ASF yang menyebabkan kematian babi di Sumut adalah penyakit baru (eksotik) di Indonesia, dan belum ditemukan Vaksin serta obatnya di Dunia.
Saat ini cara paling efektif untuk mencegah masuk dan menyebarnya penyakit adalah pengawasan lalu lintas babi dan produknya serta penerapan biosekuriti yang ketat.
Selama ini pengendalian penyakit hewan lebih banyak mengandalkan aspek teknis saja, padahal aspek lain seperti sosial budaya dan dukungan politis tidak kalah pentingnya.
Angka kematian Babi akibat ASF di Pulau Timor, NTT mencapai 4888 ekor.
Kematian babi yang disebabkan oleh penyakit African Swine Fever (ASF) ini memerlukan komitmen semua pihak dalam penanggulangannya.
Tercatat kasus kematian babi sepanjang tahun 2021 di seluruh Sumatera Utara berjumlah 337 ekor, menurun jauh dibandingkan dengan data kematian pada tahun 2019 dan 2020.